Thursday, 13 November 2014

Agama Islam: Resume 5 (Syarat diterimanya Syahadatain)



Syarat-syarat Diterimanya Syahadatain (شُرُوْطُ قَبُوْلِ الشَّهَادَتَيْنِ)


Dalam atsar disebutkan
قِيلَ لِوَهْبِ بْنِ مُنَبِّهٍ أَلَيْسَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مِفْتَاحُ الْجَنَّةِ قَالَ بَلَى

Kunci Surga

Ditanyakan kepada Wahab bin Munabbih, "Bukankah laa ilaaha illallah itu merupakan kunci surga?" Wahab menjawab, "Benar,
وَلَكِنْ لَيْسَ مِفْتَاحٌ إِلَّا لَهُ أَسْنَانٌ فَإِنْ جِئْتَ بِمِفْتَاحٍ لَهُ أَسْنَانٌ فُتِحَ لَكَ وَإِلَّا لَمْ يُفْتَحْ لَكَtetapi tidak dinamakan kunci kalau tidak mempunyai gigi. Jadi, jika kamu datang dengan membawa kunci bergigi tentu kamu akan dibukakan, dan jika tidak demikian, pasti tidak dibukakan untukmu."
Syahadat yang memenuhi syarat itu seperti kunci yang punya gigi Apabila satu gigi kunci patah, maka kunci tidak dapat digunakan  Begitu pun syarat syahadatain, harus terpenuhi semuanya, tidak boleh ada yang rusak

SYARAT PERTAMA ILMU YANG MENIADAKAN KEBODOHAN

Seseorang yang bersyahadat harus memiliki ilmu tentang syahadat yang diucapkannyaOrang yang bersyahadat tanpa mengetahui makna/kandungan syahadat tidak diterima , Ayat 3:18 bahwa yang diakui syahadat (persaksian)-nya hanya tiga pihak: Allah, malaikat, dan orang-orang yang berilmu

شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ وَالْمَلائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

Syahadat orang yang berilmu disejajarkan dengan syahadatnya Allah dan malaikat
Ditempatkannya syahadat orang yang berilmu setelah syahadatnya malaikat merupakan pujian dari Allah
–      Syahadatnya mantap sekali
–      Paling dekat dengan Allah

Perintah Memiliki Ilmu
47:19 فَاعْلَمْ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ
Asal dari perintah adalah WAJIB Allah memerintahkan untuk mempelajari syahadat
Syahadat yang hanya sekedar ikut-ikutan saja tidak akan menghasilkan keimanan yang mantapIman itu akan diuji
Mati dengan Ilmu لاإله إلا الله
مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ
Barangsiapa mati sedangkan dia mengetahui (memiliki ilmu) masuk sorga (HR. Muslim)
Pengetahuan akan melahirkan keyakinan yang mantap. Keyakinan yang mantap akan melahirkan kesetiaan. Kesetiaan akan melahirkan komitmen (iltizam) melaksanakan segala konsekuensi syahadat
Seorang yang atheis atau kafir dapat saja mengucapkan لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ Tapi, seandainya orang-orang kafir itu mengetahui apa itu لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ tentu mereka tidak mau mengucapkannya

جَدِّدُوا إِيمَانَكُمْ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ نُجَدِّدُ إِيمَانَنَا قَالَ أَكْثِرُوا مِنْ قَوْلِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
“Perbaharuilah iman kalian.” Dikatakan, “Duhai Rasulullah, bagaimana kami memperbaharui iman kami?” Bersabda Rasul SAW, “Perbanyaklah mengucapkan لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ” (HR Ahmad)
Banyak mengucapkan tanpa mengetahui maknanya, tidak akan dapat menghayatinya, sehingga tidak berpengaruh dalam memperbaharui iman.
Orang yang bersyahadat harus menghasilkan keyakinan pada dirinya, tanpa keraguan sedikit pun, tentang keesaan Allah dan kerasulan Nabi SAW , 49:15 yang disebut mu’min yang sempurna HANYALAH (إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ) orang-orang yang
–      Beriman kepada Allah dan rasulNya
–      Kemudian mereka TIDAK RAGU-RAGU (ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا)
Proses : Kata yang digunakan dalam ayat tersebut adalah “tsumma” (kemudian) à adanya proses
Jihad : Jika kalbu telah merasakan lezatnya iman dan kegandrungan kepadanya serta telah mengakar, niscaya akan mendorong untuk mewujudkan kebenaran itu di luar kalbu Kalau realitas di luar kalbu bertentangan dengan iman, maka ia akan berjihad dengan harta dan jiwanya jihad terdapat  2 komponen yaitu sungguh – sungguh da terus – menerus
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka


KEIKHLASAN YANG MENGHILANGKAN KEMUSYRIKAN
Orang yang telah bersyahadat harus menjadi orang yang mukhlis Murni, bersih, suci, dari berbagai kotoran (kemusyrikan), baik kemusyrikan yang kecil maupun yang besar Sudah dijelaskan di materi “al-wala wal-bara” tentang kandungan laa ilaaha illallah, yang mengharuskan menghabisi ilah selain Allah, sampai ke akar-akarnya.
Ketulusan atau kejujuran atau kebenaran dan tidaknya syahadat seseorang itu dengan ujian
Hakikat Ujian (Ibtila’/Fitnah): Ujian itu sifatnya pasti (2:155)
•       Ujian itu untuk memisahkan antara yang mu’min dan yang munafik (3:179), antara yang benar dan yang dusta (29:3)
•       Ujian akan sampai pada tingkat yang paling dahsyat

Respon terhadap Ujian
Munafik (33:12)
مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ إِلا غُرُورًا
"Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya".
Mu’min (33:22)
هَذَا مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَصَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَمَا زَادَهُمْ إِلا إِيمَانًا وَتَسْلِيمًا
"Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita". Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan

CINTA YANG MENGHILANGKAN KEMARAHAN DAN KEBENCIAN
Orang yang bersyahadat harus menghasilkan cinta yang sempurna kepada Allah, Rasul dan jihad , cinta kepada Allah, Rasul dan jihad di atas segalanya (bapak, anak, istri, kaum keluarga, harta, perniagaan, dan rumah tempat tinggal)
Senang Kepada Kemusyrikan (39:45)
وَإِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَحْدَهُ اشْمَأَزَّتْ قُلُوبُ الَّذِينَ لا يُؤْمِنُونَ بِالآخِرَةِ وَإِذَا ذُكِرَ الَّذِينَ مِنْ دُونِهِ إِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُونَ
Dan apabila hanya nama Allah saja yang disebut, kesallah hati orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat; dan apabila nama sembahan-sembahan selain Allah yang disebut, tiba-tiba mereka bergirang hati
1. Orang yang bersyahadat harus menerima segala konsekuensi dari syahadat yang diucapkan à Adanya JUAL-BELI dengan Allah
2.   Diri dan harta kita bukan milik kita tapi milik Allah à harus digunakan menurut Pemiliknya
3.   Orang yang telah bersyahadat harus melaksanakan semua ketentuan Islam
Allah SWT selalu mengaitkan iman dengan amal shalih Orang munafik sukanya pasif (duduk) dan meninggalkan jihad (9:83) dengan 1001 alasan:
1)      Merasa berat 
2)      Ridho kepada kehidupan dunia (9:38) أَرَضِيتُمْ بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا
3)      Cenderung kepada dunia (7:176) أَخْلَدَ إِلَى الأرْضِ
4)      Mengikuti hawa nafsu (7:176) وَاتَّبَعَ هَوَاهُ
5)      Keuntungannya masih lama (9:42) عَرَضًا قَرِيبًا
6)      Jaraknya jauh (9:42) وَسَفَرًا قَاصِدًا
7)      Hawanya panas (9:81) لا تَنْفِرُوا فِي الْحَرِّ
Rahmatan lil-’Alamin: Mu’min yang benar adalah mu’min yang produktivitasnya tinggiKarena produktif, maka surplus maka bukan hanya orang Islam saja yang mendapatkan manfaat, tapi juga manusia lainnya, bahkan alam semesta Mu’min seperti inilah yang dapat menjadi rahmat bagi semesta alam (21:108)
Kesimpulan:
Agar syahadat kita diterima maka harus didukung oleh ilmu, keyakinan, keikhlasan, ketulusan, kecintaan, penerimaan, dan pelaksanaan , Kebodohan, keraguan, syirik, dusta, benci, menolak, dan pasif adalah hal-hal yang membuat syahadat tidak diterima.
Kerelaan  اَلرِّضَى
RIDHO (اَلرِّضَى)
Kalau cintanya sangat tinggi kepada Allah (2:165), tentu dia akan RIDHO kepada AllahApapun yang dikehendaki oleh yang dicintai tentu ia ridho menerimanya (76:30)
وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ
Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah.
Tiada seorang pun yang mampu memberi hidayah kepada dirinya dan tiada pula mampu memasukkan iman kedalam hatinya serta tiada yang mampu mendatangkan manfaat bagi dirinya kecuali bila dikehendaki Allah à kita harus menyesuaikan dengan kehendak Allah dan MENERIMAN APA YANG DIKEHENDAKI ALLAH = RIDHO

Yang Dikehendaki Allah Yang dikehendaki Allah ada 3 macam

  1. Yang dikehendaki Allah TERHADAP DIRI KITA (مَا أَرَادَهُ اللهُ بِنَا) yaitu Misalnya Allah menghendaki diri kita besok mendapatkan ini dan itu à kita harus ridho menerimanya Sesungguhnya, apa yang dikehendaki Allah terhadap diri kita sudah ditetapkan sejak umur kita 40 hari di dalam kandungan
ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَمْ سَعِيدٌ
Kemudian Allah mengutus malaikat, lalu meniupkan ruh dan ditetapkan empat ketetapan: rizkinya, ajalnya, amalnya, dan sengsera atau bahagia (HR. Ahmad)
Apa yang dikehendaki Allah terhadap diri kita, kita sendiri tidak tahu Besok kita kena musibah atau tidak, kita tidak tahu Bahkan besok kita masih ada atau tidak, kita pun tidak tahu Semuanya hanya Allah yang tahu.
Pengetahuan Allah memang meliputi segala sesuatu , Allah mengetahui apa yang ada dalam Rahim Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok ,Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

  1. Yang dikehendaki Allah TERHADAP ALAM SEMESTA (مَا أَرَادَهُ اللهُ بِالْكَوْنِ)
  2. Yang dikehendaki Allah DARI DIRI KITA (مَا أَرَادَهُ اللهُ مِنَّا)

Qodha dan Takdir : baik adan buruk nya 

Semua hal yang ghaib itu tertuang di dalam QADHA dan TAKDIR Allah SWT
QADHA: ketentuan Allah sejak zaman azali (alam belum ada) Misalnya: menuruk qadha Allah besok kita mendapatkan rizki yang banyak; pas rizki itu datang à itulah takdir
Qadha dan takdir ada 2: baik (ni’mat) dan buruk (bencana) 21:35 à sebagai UJIAN hanya syukur ,sabar da ridho menerima takdir  karna allah membuat sesama kehendaknya kita dapat menagambil hikmah dan qodhar , semua itu milik allah dan kembali ke allah .

 Manis nya iman : Keridhoan  seseorang akan musibah yang menimpa kita merupakan jalan untuk merasakan manisnya iman
لاَ يَجِدُ عَبْدٌ حَلاَوَةَ الإِيْمَانِ حَتىَّ يَعْلَمَ أَنَّ مَا أَصَابَهُ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَهُ ، وَأَنَّ مَا أَخْطَأَهُ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيْبَهُ
“Tidaklah seorang hamba merasakan manisnya keimanan sehingga dia menyadari bahwa apa yang akan menimpanya bukan karena kesalahannya dan apa kesalahannya tidak menyebabkan ia tertimpa (musibah).”
(HR Ibnu Abi Ashim, hadits sahih dengan sanad yang baik, termaktub dalam silisilah hadits sahih karya Imam Albani).
Doa , ibadah dan atawakal adalah ketentuan dari allah yang harus di jalan kan oleh semua umat islam
Doa memiliki hikmah dan peranan yang sanagat tinggi dimana kita dapat meminta sesuatu kepada allah isnyalah jika kita berdoa dengan sungguh – sungguh akan di kabulkan dengan oleh allah apabila kita di beri sakit oleh allah  maka bersabarlah pandanglah sakit yang di derita sebagai penghapus dosa .
Hendaklah kita berorientasi pahala: sakit dipandang sebagai penghapus dosa
مَا يَزَالُ الْبَلَاءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَةِ فِي نَفْسِهِ وَوَلَدِهِ وَمَالِهِ حَتَّى يَلْقَى اللَّهَ وَمَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ
 "Tidak henti-hentinya bencana - bala' - itu mengenai seseorang mu'min, lelaki atau perempuan, baik dalam dirinya sendiri, anaknya ataupun hartanya, sehingga ia menemui Allah Ta'ala dan di atasnya tidak ada lagi sesuatu kesalahanpun."  (HR. Tirmidzi)

Terhadap pelaksanaan syari’at inilah kita akan ditanya oleh Allah SWT di dalam kubur kita dan di akhirat nanti
Di antara pertanyaan yang akan diajukan kepada semua manusia ada 5 pertanyaan:
      لاَ تَزُوْلُ قَدَمَا ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ : عَنْ عُمْرِكَ فِيْمَا أَفْنَيْتَ ، وَعَنْ شَبَابِكَ فِيْمَا أَبْلَيْتَ ، وَعَنْ مَالِكَ مِنْ أَيْنَ كَسَبْتَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقْتَهُ ، وَمَا عَمِلْتَ فِيْمَا عَلِمْتَ
Tidak beranjak kedua telapak Bani Adam pada hari kiamat sehingga ditanya lima hal: tentang umurmu untuk apa engkau habiskan, tentang masa mudamu untuk apa engkau habiskan, tentang hartamu dari mana engkau dapatkan dan untuk apa engkau belanjakan, serta apa yang kauamalkan terhadap yang kaupelajari (HR. Abu Ya’la)

Syahadat yang kita ucapkan bukan sekedar pernyataan, tapi sekaligus sumpah dan janji kita kepada Allah SWTSetelah seseorang bersyahadat maka hubungan dirinya dengan Allah SWT menjadi kuat Diri Ada tiga hubungan yang harus dijaga:
     Hubungan cinta
     Hubungan perniagaan
     Hubungan kerja
1
    Setiap “amil” (aktivis) dalam ketaatan kepada Allah ataupun ma’shiyat kepadaNya, mendapatkan kedudukan (manazil) dan peringkat atau ranking (maratib) dari amalnya yang Allah berikan kepadanya
    Harga yang dibayarkan oleh Allah SWT adalah sorga dan ridhoNya
Perniagaan Berjihad dengan harta dan jiwa di jalan islam   yaitu pemebeli, penjual , barang yang di jual > harga (surge dan ridho ) > pasar nya ( jihad) > ijab –qabul ( syahadatanin)
Jihadun-nafs memiliki kedudukan yang tinggi di masa sekarang ini
jihad ini memiliki tingkatan:
     Berjihad untuk mempelajari petunjuk (Islam)
     Berjihad untuk mengamalkan apa yang sudah dipelajari
     Berjihad untuk berdakwah kepada petunjuk
     Berjihad untuk sabar atas segala kesulitan dakwah

Landasan dalam kita berjihad adalah SYAHADAT (اَلشَّهَادَةُ) Karena tidak ada artinya jihad yang tidak ikhlas Ingat hadits yang menyebutkan 3 orang yang pertama dihisab: mujahid, dermawan, dan qari’ (ahli Qur’an) à ketiganya masuk neraka karena jihad untuk disebut pahlawan, berderma supaya disebut dermawan, dan mengajarkan ilmu dan Qur’an agar disebut qari’-’alim, Jihad seharusnya menjadi sesuatu yang tidak terpisahkan dalam kehidupan mu’min Kehidupan mu’min itu terrangkai dalam untaian yang indah antara syahadat dan syahid mengakhirinya dengan syahid di jalan Allah gambaran indah seorang mu’min

Ada 7 sifat:
1.      التَّائِبُونَ  (yang bertobat)
2.      الْعَابِدُونَ  (yang beribadah)
3.      الْحَامِدُونَ  (yang memuji Allah)
4.      السَّائِحُونَ  (yang melawat)
5.      الرَّاكِعُونَ السَّاجِدُونَ  (yang rukuk, yang sujud)
6.      الْآَمِرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّاهُونَ عَنِ الْمُنْكَرِ  (yang menyuruh berbuat makruf dan mencegah berbuat mungkar)
7.      وَالْحَافِظُونَ لِحُدُودِ اللَّهِ (yang memelihara hukum-hukum Allah) 

Setelah dicelup dengan celupan Allah, maka terjadilah perubahan warna pada diri mu’min yaitu
perubahan pemikiran , perubahan perilaku, perubahan muslim , nilai pemikiran Pribadi Muslim
inilah pribadi yang bernilai, bermutu di mata Allah dan RasulNya serta umat Islam semuanya
Pribadi yang berkualitas inilah yang akan membawa Islam pada kejayaannya

No comments:

Post a Comment